Berbagai Sektor
Ekonomi Nasional
Kelas Dunia
dari PGN
SDM
Berbasis
Sinergi
Operasional
Menghangatkan
>820rbPelanggan
Rumah Tangga
Mencakup
>32.200kmJaringan
Pipa Gas Bumi Nasional
Melayani
>5,000Pelanggan UMKM,
Industri & Komersial
Keberlanjutan
Untuk Bumi Kita
Energi Bersih Untuk Masa Depan Keberlanjutan
Implikasi Perubahan Iklim
Air dan Efluen
Energi
Emisi Gas Rumah Kaca
Limbah
Program Keanekaragaman Hayati
-
Energi Bersih Untuk Masa Depan Keberlanjutan
Perseroan berkomitmen untuk melindungi lingkungan hidup dari dampak negatif yang berpotensi timbul dari kegiatan operasional Perseroan. Komitmen tersebut telah tertuang dalam kebijakan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) PGN yang telah disahkan oleh Direktur Utama pada tanggal 9 Maret 2022. Kebijakan tersebut menekankan prinsip pencegahan, pengelolaan risiko, taat pada peraturan, partisipatif, perlindungan lingkungan, dan perbaikan berkelanjutan.
Sebagai Subholding Gas PGN juga turut berperan dalam mewujudkan bauran energi nasional yang bersih dan ramah lingkungan pada masa transisi energi, di mana target penurunan emisi sektor energi adalah sebesar 377 juta ton CO2 pada tahun 2035. Perusahaan juga memegang peran penting dalam kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih dan mencapai zero emisi pada tahun 2060.
Pada sistem manajemen lingkungan, PGN menerapkan ISO 14001:2015. Perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001:2015 sejak tahun 2016 dan berhasil mempertahankan sertifikatnya pada audit resertifikasi pada tahun 2022 oleh badan sertifikasi independen. Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik, PGN dapat menjaga keberlanjutan bisnisnya sambil tetap memperhatikan dampak lingkungan. -
Implikasi Perubahan Iklim
Perusahaan menyadari bahwa perubahan iklim dapat memberikan implikasi kepada kegiatan operasional maupun produksi ke depan, oleh karena itu Perusahaan secara internal terus menganalisa risiko yang mungkin terjadi berikut mitigasinya.
PGN berkomitmen untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dengan berpedoman kepada panduan taxonomy risk terkait perubahan iklim, piagam Manajemen Risiko, Kebijakan HSSE PGN, dan IK Penyusunan Profil Risiko (I-003 0.20) untuk mengukur dampak risiko terkait dengan lingkungan. -
Air dan Efluen
PGN memiliki kegiatan operasional dalam distribusi dan transmisi gas yang tidak membutuhkan penggunaan air. Namun, untuk melakukan kegiatan pemeliharaan seperti pembersihan pipa, mesin, dan infrastruktur lainnya, membutuhkan air yang jumlahnya tidak signifikan. Penggunaan air utama adalah untuk memenuhi kebutuhan domestik pada kantor pusat dan kantor pendukung operasional PGN.
PGN terus memastikan bahwa Perusahaan selalu efisien dalam menggunakan air dan tidak membahayakan lingkungan. Meskipun penggunaan air pada kegiatan pemeliharaan relatif kecil, PGN tetap memastikan bahwa penggunaan air senantiasa efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. PGN menggunakan air yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan air tanah yang pengambilannya disesuaikan dengan ketetapan batas penggunaan yang berlaku. -
Energi
Energi menjadi kebutuhan utama untuk menjalankan kegiatan operasional Perusahaan. PGN menggunakan energi untuk berbagai keperluan, termasuk energi listrik untuk penerangan dan operasional peralatan elektronik kantor serta peralatan operasional jaringan penyaluran dan stasiun gas, Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Diesel Engine Generator (DEG) sebagai cadangan dalam keadaan darurat (mati listrik) dan bahan bakar untuk kendaraan operasional Perusahaan.
PGN juga menerapkan inisiatif konservasi energi dengan pemanfaatan energi terbarukan melalui pemasangan instalasi listrik tenaga surya di operasional stasiun gas distribusi dan transmisi. Energi listrik yang dihasilkan melalui panel surya mampu memasok kebutuhan listrik untuk lampu penerangan jalan di Stasiun Gresik, Stasiun Tandes, Stasiun Kalisogo, dan Stasiun Pagardewa -
Emisi Gas Rumah Kaca
Komitmen pengelolaan limbah B3 Perseroan tercermin dalam Kebijakan HSSE PGN yaitu pencegahan pencemaran lingkungan dengan prinsip reduce, reuse, recycle & recovery (4R) melalui peningkatan kualitas pembuanganlimbah cair, penanganan limbah berbahaya & tidak berbahaya, mendorong penggunaan material ramah lingkungan, penggunaan sumber daya alam termasuk airsecara efisien serta pencegahan tumpahan minyak.
Perseroan berupaya mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya, khususnya dalam hal reduksi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Salah satu upaya efisiensi yang dilakukan adalah mengembangkan program inovasi substitusi pelumas NG Lube 40 menjadi NGEO Advance 40. Program ini bertujuan untuk meningkatkan lifetime pelumas dari internal Perseroan dan mengurangi jumlah limbah B3 yang dihasilkan selama proses pengoperasian dan pemeliharaan mesin. Sehingga total reduksi limbah B3 minyak pelumas bekas dari program ini dari tahun 2021 hingga Juni 2022 sebanyak 6,56 ton dan total efisiensi anggaran pengadaan minyak pelumas dari program ini dari tahun 2021 hingga Juni 2022 sebesar IDR162.328.630. -
Limbah
Salah satu komitmen PGN dalam menjaga lingkungan hidup juga dengan mengelola emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam Kebijakan HSSE PGN, untuk menggunakan energi secara lebih efisien dan mengurangi emisi GHG dan Non GHG melalui program konservasi energi, inisiatif pengurangan pembakaran, dan mempromosikan energi terbarukan.
PGN telah membentuk Tim Environment, Social and Governance (ESG) yang bertanggung jawab menangani isu-isu ESG termasuk di dalamnya proyek dekarbonisasi terkait risiko emisi gas rumah kaca (GHG). Tim ini terdiri dari Direksi hingga level manajerial yang bertugas untuk memantau risiko dan melaksanakan proyek-proyek dekarbonisasi yang berkelanjutan. Pelaporan terkait dengan risiko transisi juga menjadi tanggung jawab dari tim monitoring risiko yang dilakukan secara periodik. -
Program Keanekaragaman Hayati
PGN telah menetapkan tanggung jawab pengelolaan keanekaragaman hayati pada SK Penetapan Kehati GTM tahun 2017. Selain itu, komitmen PGN dalam perlindungan keanekaragaman hayati terdapat pada Kebijakan HSSE PGN, yaitu Perseroan senantiasa mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati dengan mengintegrasikan aspek keanekaragaman hayati ke dalam kegiatan Perusahaan untuk mencapai net positive impact. Komitmen PGN dalam menjaga lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, tidak hanya diwujudkan melalui inisiatif-inisiatif yang dijalankan di internal.
Perseroan juga memiliki program eksternal di bidang lingkungan hidup, program ini merupakan bagian dari pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimandatkan melalui Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor PER-1/MBU/03/2023 tentang Penugasan Khusus dan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Salah satu program eksternal di bidang lingkungan hidup yang dijalankan oleh PGN adalah upaya konservasi keanekaragaman hayati yang berlokasi di sekitar wilayah operasional PGN.
- Energi Bersih Untuk Masa Depan Keberlanjutan
Perseroan berkomitmen untuk melindungi lingkungan hidup dari dampak negatif yang berpotensi timbul dari kegiatan operasional Perseroan. Komitmen tersebut telah tertuang dalam kebijakan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) PGN yang telah disahkan oleh Direktur Utama pada tanggal 9 Maret 2022. Kebijakan tersebut menekankan prinsip pencegahan, pengelolaan risiko, taat pada peraturan, partisipatif, perlindungan lingkungan, dan perbaikan berkelanjutan.
Sebagai Subholding Gas PGN juga turut berperan dalam mewujudkan bauran energi nasional yang bersih dan ramah lingkungan pada masa transisi energi, di mana target penurunan emisi sektor energi adalah sebesar 377 juta ton CO2 pada tahun 2035. Perusahaan juga memegang peran penting dalam kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih dan mencapai zero emisi pada tahun 2060.
Pada sistem manajemen lingkungan, PGN menerapkan ISO 14001:2015. Perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001:2015 sejak tahun 2016 dan berhasil mempertahankan sertifikatnya pada audit resertifikasi pada tahun 2022 oleh badan sertifikasi independen. Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik, PGN dapat menjaga keberlanjutan bisnisnya sambil tetap memperhatikan dampak lingkungan. - Implikasi Perubahan Iklim
Perusahaan menyadari bahwa perubahan iklim dapat memberikan implikasi kepada kegiatan operasional maupun produksi ke depan, oleh karena itu Perusahaan secara internal terus menganalisa risiko yang mungkin terjadi berikut mitigasinya.
PGN berkomitmen untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dengan berpedoman kepada panduan taxonomy risk terkait perubahan iklim, piagam Manajemen Risiko, Kebijakan HSSE PGN, dan IK Penyusunan Profil Risiko (I-003 0.20) untuk mengukur dampak risiko terkait dengan lingkungan. - Air dan Efluen
PGN memiliki kegiatan operasional dalam distribusi dan transmisi gas yang tidak membutuhkan penggunaan air. Namun, untuk melakukan kegiatan pemeliharaan seperti pembersihan pipa, mesin, dan infrastruktur lainnya, membutuhkan air yang jumlahnya tidak signifikan. Penggunaan air utama adalah untuk memenuhi kebutuhan domestik pada kantor pusat dan kantor pendukung operasional PGN.
PGN terus memastikan bahwa Perusahaan selalu efisien dalam menggunakan air dan tidak membahayakan lingkungan. Meskipun penggunaan air pada kegiatan pemeliharaan relatif kecil, PGN tetap memastikan bahwa penggunaan air senantiasa efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. PGN menggunakan air yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan air tanah yang pengambilannya disesuaikan dengan ketetapan batas penggunaan yang berlaku. - Energi
Energi menjadi kebutuhan utama untuk menjalankan kegiatan operasional Perusahaan. PGN menggunakan energi untuk berbagai keperluan, termasuk energi listrik untuk penerangan dan operasional peralatan elektronik kantor serta peralatan operasional jaringan penyaluran dan stasiun gas, Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Diesel Engine Generator (DEG) sebagai cadangan dalam keadaan darurat (mati listrik) dan bahan bakar untuk kendaraan operasional Perusahaan.
PGN juga menerapkan inisiatif konservasi energi dengan pemanfaatan energi terbarukan melalui pemasangan instalasi listrik tenaga surya di operasional stasiun gas distribusi dan transmisi. Energi listrik yang dihasilkan melalui panel surya mampu memasok kebutuhan listrik untuk lampu penerangan jalan di Stasiun Gresik, Stasiun Tandes, Stasiun Kalisogo, dan Stasiun Pagardewa - Emisi Gas Rumah Kaca
Komitmen pengelolaan limbah B3 Perseroan tercermin dalam Kebijakan HSSE PGN yaitu pencegahan pencemaran lingkungan dengan prinsip reduce, reuse, recycle & recovery (4R) melalui peningkatan kualitas pembuanganlimbah cair, penanganan limbah berbahaya & tidak berbahaya, mendorong penggunaan material ramah lingkungan, penggunaan sumber daya alam termasuk airsecara efisien serta pencegahan tumpahan minyak.
Perseroan berupaya mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya, khususnya dalam hal reduksi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Salah satu upaya efisiensi yang dilakukan adalah mengembangkan program inovasi substitusi pelumas NG Lube 40 menjadi NGEO Advance 40. Program ini bertujuan untuk meningkatkan lifetime pelumas dari internal Perseroan dan mengurangi jumlah limbah B3 yang dihasilkan selama proses pengoperasian dan pemeliharaan mesin. Sehingga total reduksi limbah B3 minyak pelumas bekas dari program ini dari tahun 2021 hingga Juni 2022 sebanyak 6,56 ton dan total efisiensi anggaran pengadaan minyak pelumas dari program ini dari tahun 2021 hingga Juni 2022 sebesar IDR162.328.630. - Limbah
Salah satu komitmen PGN dalam menjaga lingkungan hidup juga dengan mengelola emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang dalam Kebijakan HSSE PGN, untuk menggunakan energi secara lebih efisien dan mengurangi emisi GHG dan Non GHG melalui program konservasi energi, inisiatif pengurangan pembakaran, dan mempromosikan energi terbarukan.
PGN telah membentuk Tim Environment, Social and Governance (ESG) yang bertanggung jawab menangani isu-isu ESG termasuk di dalamnya proyek dekarbonisasi terkait risiko emisi gas rumah kaca (GHG). Tim ini terdiri dari Direksi hingga level manajerial yang bertugas untuk memantau risiko dan melaksanakan proyek-proyek dekarbonisasi yang berkelanjutan. Pelaporan terkait dengan risiko transisi juga menjadi tanggung jawab dari tim monitoring risiko yang dilakukan secara periodik. - Program Keanekaragaman Hayati
PGN telah menetapkan tanggung jawab pengelolaan keanekaragaman hayati pada SK Penetapan Kehati GTM tahun 2017. Selain itu, komitmen PGN dalam perlindungan keanekaragaman hayati terdapat pada Kebijakan HSSE PGN, yaitu Perseroan senantiasa mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati dengan mengintegrasikan aspek keanekaragaman hayati ke dalam kegiatan Perusahaan untuk mencapai net positive impact. Komitmen PGN dalam menjaga lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, tidak hanya diwujudkan melalui inisiatif-inisiatif yang dijalankan di internal.
Perseroan juga memiliki program eksternal di bidang lingkungan hidup, program ini merupakan bagian dari pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimandatkan melalui Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor PER-1/MBU/03/2023 tentang Penugasan Khusus dan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Salah satu program eksternal di bidang lingkungan hidup yang dijalankan oleh PGN adalah upaya konservasi keanekaragaman hayati yang berlokasi di sekitar wilayah operasional PGN.
Berlangganan Gas
-
Langkah 1
Survey Lokasi Petugas PGN menghubungi calon pelanggan untuk melakukan verifikasi, pengumpulan data dan mendiskusikan rencana kebutuhan calon pelanggan.
-
Langkah 2
Penandatanganan Perjanjian Calon pelanggan dan PGN akan menandatangani perjanjian jual beli gas setelah seluruh proses evaluasi berlangganan gas selesai dilakukan.
-
Langkah 3
Persiapan Infrastruktur PGN selanjutnya akan menyiapkan infrastruktur gas mulai dari jaringan pipa induk sampai dengan stasiun pengukur gas dilokasi pelanggan, sedangkan calon pelanggan melakukan pembangunan pipa instalasi dalam serta persiapan peralatan yang akan menggunakan gas.
-
Langkah 4
Pelaksanaan Gas In Gas In adalah pengaliran gas ke peralatan milik pelanggan yang menggunakan gas dan dilakukan setelah seluruh proses selesai dilakukan.